Selasa, 23 Agustus 2011

my blog

0



follow this blog please. it's my new blog

Sabtu, 23 Juli 2011

me and my life: aku, aku dan aku..

0

me and my life: aku, aku dan aku..

aku, aku dan aku..

2





inilah aku. cewek sok imut yang kadang juga sok manis. yang bilang gitu paling cuma mamaku ato papaku dengan alasan "yaiyalah, siapa dulu orang tuanya". kalo adekku denger, pasti langsung ke kamar mandi dan mengeluarkan isi perutnya (baca: muntah).
aku cewek baik yang tinggal di tengah kota kecil yang tenang dan damai, yang biasa orang nyebutnya dengan nama 'sidoarjo' ini sekarang udah kelas 2 SMA. 2 tahun lagi aku ga sekolah lagi :)
pernah bersekolah di SMPN 4 surabaya. salah satu sekolah terkenal di ibukota provinsi jawa timur.
menguasai:
-bahasa indonesia (lancar beud)
-english (very well)
-arabic (meskipun bisanya cuma perkenalan)
-jawa (ga mungkin salah kalo ngomong)
-korean (meskipun kadang masi nyendat nyendat.
mengaku cinta olahraga basket, tapi latian ga pernah ga absen
facebook : www.facebook.com/editprofile.php#!/profile.php?id=100000816353994
twitter :http://twitter.com/#!/shellydea

yah, mungkin itu yang bisa saya sampaikan. pertanyaan bisa diajukan di komentar
gamsahamnida.. :)

FF “Please, Forgive Me” *part 2*

0

---o0o---

Setelah mandi air hangat tubuhku sedikit lebih fresh, kuharap Junsu sudah pulang sekarang. Aku menuju ke dapur untuk membuat sarapan untukku, saat melewati kamarku, kulihat Junsu tergeletak di lantai, ”Junsu~!!”

---o0o---

Aku menaruh kompresan di dahi Junsu. Wajahnya pucat, sepertinya ia tidak tidur semalaman karena menjagaku, ”Bodoh sekali kau ini. Seharusnya kau pulang saja, jika seperti ini kau sakit kan? Dasar bodoh,” Gumamku. Tiba-tiba ia membuka matanya, ”Kau menghawatirkanku?” Tanyanya. Aku mendengus kesal dan beranjak, tapi Junsu menahan tanganku, ”Aku kedinginan, Hyun. Bisakah kau memelukku sebentar?” Tanyanya. Aku segera menyentakkan tangannya dan berjalan keluar kamar.

”Hyun, kumohon maafkan aku,” Katanya. Aku menoleh, ”Memafkanmu katamu? Jika saja dulu kau tak menghilang, aku akan memaafkanmu meskipun aku diusir oleh orangtuaku maupun dikucilkan orang-orang. Tapi kau? Ah, sudahlah. Semua sudah terjadi,” Kataku. ”Oh iya, kau cepatlah pulang. Aku tak mau seharian melihat wajahmu,” Kataku. Aku tak peduli lagi dengannya.

---o0o---

TOK TOK TOK!!

Kudengar pintu rumahku diketuk. Aku melirik jam dinding, sudah jam 12 lebih 20 menit. Siapa yang bertamu tengah malam seperti ini?

Aku segera membenarkan piamaku dan bergegas membukakan pintu. Ya tuhan! Junsu datang lagi? kali ini dengan keadaan mabuk.

Aku tak segera mempersilahkannya masuk, ”Mengapa kau datang tengah malam seperti ini? Kau juga mabuk,” Kataku. Junsu terhuyung jatuh ke arahku, aku segera menahannya dan membantunya masuk ke dalam rumah. Kududukkan dia di sofa depan televisi.

Tiba-tiba ia meracau, ”Hey kau, tak ada yang mau menikah denganmu selain aku. Kau kan sudah tak punya kehormatan lagi sebagai wanita, makanya, maafkan aku. Kan hanya aku yang mau menikahi gadis sepertimu..” Plak! Aku menamparnya. Mataku berkaca-kaca, ”Bicara apa kau? Kau cepat keluar!!” Bentakku, aku hendak berdiri ketika tangannya menarikku dan dengan cepat menciumku secara paksa, aku segera mendorongnya kuat-kuat dan berlari ke dalam kamar. Aku menangis. Bisa-bisanya Junsu melakukan ini padaku.

---o0o---

Aku bangun pagi sekali, aku tak bisa tidur karena terus-terusan menangis karena kelakuan pria itu. Saat membuka pintu kamarku, Junsu sudah berada di hadapanku.

Aku mendengus kesal, ”Mau apa lagi? belum cukup semalam kau menyakitiku?” Kataku sinis. Ia menatapku dengan tatapan penuh tanya, ”Aku berbuat apa semalam? Apa aku menyakitimu?” Tanyanya. Aku hanya memutar-mutar bola mataku, ”Kau kan bodoh, tak berperasaan, mkanya kau tak menyadari kelakuanmu yang seperti binatang semalam,” Kataku. Junsu terhenyak, ”Apapun yang kulakukan semalam, aku sungguh minta maaf, Hyun.” Katanya memohon.

Aku berdecak, ”Sudah berapakali kau meminta maaf padaku? Sudah, cepatlah pulang. Dan ingat, jangan kembali lagi ke sini. Aku tak mau melihatmu lagi.” Kataku. Aku segera menutup lagi pintu kamarku.

---o0o---

Setelah memastikan bahwa Junsu sudah pulang, aku segera keluar dan mandi. Setelah mandi aku berencana untuk membeli beberapa keperluan mandi dan keperluan lainnya selama di supermarket di depan komplek. Saat sedang mencari shampo tiba-tiba ada yang menaruh shampo di troli belanjaanku, ”Shampo ini yang kau cari, nona?” Kata orang itu. Aku mendengus kesal, mengapa Junsu selalu berada dimana saja sih? Mengapa dia juga masih ingat shampo yang selalu kupakai? Dia mata-mata atau apa sih?

Aku mengambil shampo yang diletakkan Junsu di keranjang belanjaanku dan menaruh di tempat asalnya dan mengambil shampo yang ada di sebelahnya-shampo bermerk sama. Ia berjalan di sampingku, ”Setelah ini mau beli apa lagi? apa kau tak ingin membeli es krim? Kau kan sangat suka dengan makanan satu itu. ayo kita mencari es krim cookies n’ cream!” Katanya sambil mendorong troli belanjaku dan menarik tanganku menuju frezer-frezer besar dan mengambil dua kotak besar es krim cookies n’ cream. Selama dua tahun ini Junsu masih mengingat semua? Masih mengingatku? Jelas saja dia mengingatku, aku pernah dihamilinya, dan dia tak bertanggung jawab. Huh. Aku mendengus kesal. Aku mengambil dua kotak es krim yang ada di troli dan menaruhnya lagi di tempat semula.

Junsu menatapku frustasi, ”Mengapa dikembalikan? Kau kan suka sekali es krim itu,” Katanya. Aku melengos saja sambil mendorong troli belanjaku menuju bagian parfum. Junsu mengekor di belakangku. ”Kau mencari parfum, nona? Kau masih memakai parfum ini?” Kata Junsu sambil menyodorkanku sebotol parfum yang biasa kupakai, tapi aku mengelak, ”Sebenarnya aku tak suka parfum ini, karena dulu kau suka jika aku pakai parfum ini, makanya dulu aku pakai ini. Tapi sekarang aku suka yang ini,” Kataku datar sambil mengambil parfum lain. Kuharap dengan bersikap seperti ini Junsu akan putus asa dan tidak menggangguku lagi.

Setelah membayar semua belanjaanku di kasir, aku segera menuju kedai es krim yang ada di ujung supermarket. Belanjaanku banyak sekali, aku kewalahan mengangkatnya. ”Perempuan mana boleh membawa barang sebegini banyaknya, sini kubantu,” Kata Junsu sembari merebut semua barang yang yang hendak kuangkat. Aku tak tahu lagi harus berbuat apa. Orang ini gigih sekali. Aku segera menarik lengannya menuju tempat parkir. ”Kau kuantar pulang saja ya? Mobilku di sana,” Katanya sambil berjalan menuju tempat dimana mobilnya diparkir. ”Junsu, dengarkan aku!” Kataku setelah sampai di depan mobilnya. ”Sebentar, kumasukkan dulu belanjaan ini ke bagasi. Kau tunggu sebentar,” Katanya. Aku mendengus, ”Dengarkan aku dulu!” Bentakku. Untung saja di lapangan parkir ini sepi. Ia menaruh belanjaanku di jok belakang—bukan bagasi, lalu mendekatiku, ”Apa yang mau kau katakan?” Tanyanya lembut. Aku menatapnya sinis, ”Untuk apa kau lakukan semua ini? Aku tak butuh kau. Sudahlah jangan mengusikku lagi,” Kataku.

Ia menatapku lembut, ”Tapi aku yang membutuhkanmu, semenjak orangtuaku meninggal karena kecelakaan 3 bulan lalu. Aku segera mencarimu, karena sekarang tak ada yang tidak merestui kita. Sungguh sekarang aku ingin menjadi ayah dari anak kita. Ayolah, maafkan aku ya?” Katanya sambil mengelus pipiku. Tiba-tiba airmata meluncur turun dari mataku, ”Tapi sekarang anak kita sudah kugugurkan, kau-- sudahlah, aku sudah melupakanmu, kau cepatlah pergi,” Kataku sambil membuka pintunya dan mengambil belanjaanku dengan susah payah dan berjalan menjauh. Junsu menarik tanganku dan menatapku tajam dan langsung mendekapku, menyurukkan kepalaku di dada bidangnya. Kujatuhkan semua belanjaanku. Aku meronta, mencoba melepas dekapannya. ”Jangan dilepaskan, Hyun. Kumohon. Aku merindukanmu,” Katanya sambil mengeratkan dekapannya.

”Tapi aku sudah melupakanmu, tolong lepaskan aku,” Kataku sinis. Ia pun melepaskan dekapannya. Akupun segera memungut belanjaanku dan berjalan menjauhinya. Syukurlah ia tidak mengikutiku.

---o0o---

Sejak hari itu Junsu tak pernah lagi menemuiku. Huh, aku bisa bernapas lega jika seperti ini. Mungkin Junsu sudah sangat putus asa. Hahaha. Aku bersorak dalam hati. Saat tiba-tiba ponselku berbunyi, aku membuka flip ponselku dan melihat siapa yang mengirim sms. Ternyata nomor tak dikenal, segera kubaca isi smsnya.

”Hyun, maaf tadi tidak mengejarmu dan tidak mengantarmu pulang. Aku ada meeting mendadak. Dan maaf beberapa hari ini aku tak bisa menemuimu, masih banyak yang harus kuurus. Maaf ya. Aku mencintaimu,”

---o0o---

-my sister creat-

FF “Please, Forgive Me” *part 1*”

0


---o0o---

Hujan.
Dingin sekali.
Aku membuka kelambu kamarku, menengok ke bagian depan rumahku.
Ya tuhan! Mengapa pria itu ada di situ?
Bodoh sekali sih pria itu. Ck..

Aku mengambil payung dan segera keluar rumah, ”Kau mengapa di sini? Kau cepatlah pulang. Sudah kubilang aku membencimu! Kau mengertilah!” Bentakku pada pria di hadapanku ini. Tubuhnya basah kuyup.

Dia menatapku, ”Tapi aku ingin menjelaskan sesuatu padamu, Hyun. Kumohon dengarkan aku,” Katanya. Lirih.

Kusentuh dahinya, ”Lihat, kau demam kan? Cepatlah pulang! Aku tak mau kau menjadi sakit karena berhujan-hujanan di depan rumahku,” Kataku. Ia hanya bergeming.

Aku sudah kesal sekarang, ”Kim Junsu! Cepatlah pulang!!” Bentakku lagi, tapi sama seperti sebelumnya, ia hanya bergeming.

”Maumu apa sih? Terserah kau sajalah. Kalau mau bermain hujan di sini ya terserahmu,” Kataku tak peduli. Aku akan masuk ke dalam rumah ketika Junsu menahan tanganku, ”Dengarkan aku sebentar saja, setelah itu terserahmu akan kau apakan aku,” Katanya memelas.

Aku berpikir sejenak, ”Baiklah, kuberi waktu 3 menit. Cepat katakan!”

Ia menatapku, ”saat itu, aku tak tahu harus berbuat apa. Orangtuaku melarangku menikahimu..” Katanya. ”Lalu kau menurut? Dan juga kau meninggalkanku dengan keadaan seperti ini? Kau tahu? Aku dijauhi semua orang karena kehormatanku sebagai seorang wanita kau renggut! Orangtuaku mengusirku! Akupun hampir putus asa karena menanggung ini semua sendirian. Dan kau kemana? Jawab aku! Kau kemana?” Isakku. Aku tak tahan lagi, pria di hadapanku ini sudah merenggut semuanya dariku.

Ia mendekapku, sehingga payung yang kubawa terlepas entah kemana, ”Maafkan aku, Hyun. Saat itu aku bodoh sudah membiarkanmu menanggung ini semua. Aku tahu aku yang salah.. Maafkan aku, Hyun,” Katanya sambil mendekapku erat. Aku hanya terisak di dalam dekapannya, merasakan air hujan yang dingin menusuk kulit-kulitku.

Aku ingat kejadian 2 tahun lalu, saat aku masih berumur 19 tahun.

-flashback-

”Chagiya~ kau sedang apa? Aku sedang tak ingin pulang malam ini,” Kata Junsu sambil memelukku dari belakang saat aku membersihkan kosmetikku.

Setelah bersih, aku berbalik menatapnya, ”Bertengkar lagi dengan orangtuamu? Ada apa lagi memangnya?” Tanyaku. Aku segera beranjak dan duduk di tepian ranjangku, Junsu mengikutiku duduk di sebelahku, ”Mereka menyuruhku memutuskanmu, aku kan tak mau putus denganmu,” Katanya. Aku menatapnya, memang orangtuanya tak menyukaiku. Kata mereka aku hanya berpacaran dengan Junsu karena hartanya. Tapi buktinya? Ayahku juga sama seperti ayah Junsu. Aku tak tahu alasan sebenarnya.

”Kau kan anak penurut, putuskanlah aku..” Godaku. Ia menatapku tajam, ”Memangnya kau mau kuputuskan? Jangan bicara seperti itu lagi. Aku sudah membelamu di depan orangtuaku, kau malah seperti ini, bisa apa aku? Huh,” Katanya. Aku terkekeh sambil membaringkan tubuhku di ranjang, menutup sebagian tubuhku dengan selimut. Junsu menyusul berbaring di sebelahku.

Aku menatapnya tajam, ”Mengapa sedari tadi mengikutiku terus? Menyukaiku ya?” Godaku lagi. ia tersenyum, ”Iya, rupanya aku menyukaimu,” Akupun segera menoyor pelan kepalanya, ”Babo. Sudah cepat tidur,” Akupun membalikan tubuhku sehingga yang aku lihat sekarang hanyalah tembok berkertas dinding daun-daun berwarna-warni.

”Hyun,” Panggilnya. ”Hmm?” Jawabku. ”Jika benar aku bisa menikahimu, aku ingin punya satu anak saja. Yang bermata sipit sepertiku, berbibir merah sepertimu, dan juga lucu sepertimu. Kau mau kan?” Katanya, aku segera membalikkan tubuhku sehingga saat ini kami berhadap-hadapan.

”Teruslah bermimpi! Kau tahu kan jika orangtuamu tak menyukaiku? Kita tak mungkin menikah,” Tegasku. ”Tapi kita sering tidur seranjang seperti ini,” Katanya polos. ”Iya, tapi kita tak melakukan apa-apa, sudahlah, kita tak mungkin menikah.” Kataku. ”Ah, aku punya ide,” Katanya. ”Ide apa?” Tanyaku. ”Ide supaya kau bisa kunikahi,” Jawabnya sambil mendekatkan tubuhnya ke arahku.

”Hey, kau jangan macam-macam Kim Junsu!” Bentakku, ”Tapi hanya dengan cara ini kau bisa menjadi milikku. Ayolah, setelah ini aku berjanji akan menikahimu.” Katanya, aku menelan ludahku. Apa yang harus kuperbuat?

Beberapa menit kemudian tanpa kesadaranku kami sudah melakukannya.

-2 minggu kemudian-

”Juns, akhirnya aku hamil!!” Pekikku sambil berhambur kepelukannya. ”Benarkah? Wahhh aku senang sekali,” Kata Junsu sambil menggendongku dan beberapa kali menciumi pipiku, ”Eits, tunggu, kau benar-benar akan menikahiku bukan?” Kataku. Ia mengangguk, ”Pasti aku akan menikahimu, sayang.” Katanya.

Satu bulan setelah itu aku tak pernah bertemu dengan Junsu, Junsu bagaikan hilang ditelan bumi. Aku khawatir ia mengingkari janjinya untuk menikahiku.

Beberapa bulan setelah itu ketakutanku pun terjadi. Junsu tak pernah datang untuk melamarku, kehamilanku yang menginjak 5 bulan membuat perutku semakin buncit. Dan akhirnya orangtuaku tahu. Mereka mengusirku, menghapusku dari keluarga. Mereka hanya mengirimkan uang untuk hidupku. Semua orang menjauhiku setelah tahu bahwa aku mengandung di usia 19 tahun. Ini menjijikkan. Aku sangat putus asa.

Aku segera mencoba menggugurkan kandunganku, dan hasilnya aku harus bertarung melawan maut di rumah sakit bersalin. Ternyata semua ini butuh pengorbanan. Kandunganku sudah benar-benar gugur, tapi nyawaku entah akan kemana. Aku sempat akan mati hari itu, jika saja aku tak mengingat Junsu. Aku harus bertemu dengannya, meminta pertanggung jawabanya.

-flashback end-

Aku mendongak menatapnya, ”Maaf? Hanya maaf? Kemana saja kau 2 tahun ini? Kau tidak ada saat aku diusir orangtuaku, kau tidak ada saat aku bertarung melawan kematian saat mencoba menggugurkan kandunganku, kau tidak ada selama 2 tahun ini. Kau kemana saja? Jawab aku!!” Bentakku. Kemudian petir menyambar dengan sangat keras, aku segera menutup telingaku dan berteriak. Sungguh aku tak suka petir.

”Hyun, kau tak apa-apa?” Tanyanya sambil mencoba menatapku. ”Kau Pulang sana cepat!!” Bentakku lagi. Lalu kepalaku pusing, hujannya dingin sekali. Membuatku semakin pusing. Kemudian semuanya gelap.

---o0o---

Aku mengerjap, kulihat Junsu menatapku cemas. Aku mencoba bangun, namun Junsu menahanku, ”Kau tidurlah saja,” Katanya sambil membelai rambutku. Aku segera menyentak keras tangannya, ”Mengapa kau di sini? Cepatlah pulang!!” Usirku lagi. Ia hanya menatapku cemas, ”sebegitukah kau benci padaku, Hyun?” Tanyanya. ”Iya. Bagiku kau adalah satu-satunya makhluk di dunia ini yang aku benci, bagiku kau mengerikan, bagiku kau sungguh.. Ahh terserah!!” Kataku sambil beranjak dari ranjang dan keluar.

”Hyun, sungguh maafkan aku! Tunggu, kemarin malam kau belum mendengarkanku dengan jelas,” Katanya, membuatku menghentikan langkahku. ”Apakah jika aku mendengarkanmu semua akan kembali sepertii dulu?” Tanyaku tanpa menatapnya, airmataku mengalir lagi. Junsu tak menjawabku. Aku segera berlalu untuk mengganti bajuku dan bergegas mandi.

---o0o---

Setelah mandi air hangat tubuhku sedikit lebih fresh, kuharap Junsu sudah pulang sekarang. Aku menuju ke dapur untuk membuat sarapan untukku, saat melewati kamarku, kulihat Junsu tergeletak di lantai, ”Junsu~!!”

-my sister creat-

Minggu, 28 November 2010

kecelakaan

0

waktu mau ke warnet ma adekku, aku dibonceng adekku naek motor. waktu mau nyampe jalan yang berlawanan arah, aku tukeran ma adekku. adekku naruh motornya kemiringan kekanan. waktu aku maju ke tempat duduk supir, tiba tiba dari kaki kananku "kratak". sakit..... aku pengen nangis. tapi ga mungkin. itu di depan umum! adekku bilang "kakak alay deh!" adahal itu sakit banget. sampe sekarang masi kal dilurusin, rsanya sakit banget kakiku. kalo da yang tau kenapa, bilang aku ya...

Minggu, 10 Oktober 2010

my new best friend

0

awal sekolah udah punya genk rasanya dikucilin banget. waktu ngebubarin genk, rasanya lebih dikucilkan lagi. aku harap dengan rencana bikin genk baru ga bikin aku punya masalah yang sama kayak dulu