Sabtu, 23 Juli 2011

FF “Please, Forgive Me” *part 1*”


---o0o---

Hujan.
Dingin sekali.
Aku membuka kelambu kamarku, menengok ke bagian depan rumahku.
Ya tuhan! Mengapa pria itu ada di situ?
Bodoh sekali sih pria itu. Ck..

Aku mengambil payung dan segera keluar rumah, ”Kau mengapa di sini? Kau cepatlah pulang. Sudah kubilang aku membencimu! Kau mengertilah!” Bentakku pada pria di hadapanku ini. Tubuhnya basah kuyup.

Dia menatapku, ”Tapi aku ingin menjelaskan sesuatu padamu, Hyun. Kumohon dengarkan aku,” Katanya. Lirih.

Kusentuh dahinya, ”Lihat, kau demam kan? Cepatlah pulang! Aku tak mau kau menjadi sakit karena berhujan-hujanan di depan rumahku,” Kataku. Ia hanya bergeming.

Aku sudah kesal sekarang, ”Kim Junsu! Cepatlah pulang!!” Bentakku lagi, tapi sama seperti sebelumnya, ia hanya bergeming.

”Maumu apa sih? Terserah kau sajalah. Kalau mau bermain hujan di sini ya terserahmu,” Kataku tak peduli. Aku akan masuk ke dalam rumah ketika Junsu menahan tanganku, ”Dengarkan aku sebentar saja, setelah itu terserahmu akan kau apakan aku,” Katanya memelas.

Aku berpikir sejenak, ”Baiklah, kuberi waktu 3 menit. Cepat katakan!”

Ia menatapku, ”saat itu, aku tak tahu harus berbuat apa. Orangtuaku melarangku menikahimu..” Katanya. ”Lalu kau menurut? Dan juga kau meninggalkanku dengan keadaan seperti ini? Kau tahu? Aku dijauhi semua orang karena kehormatanku sebagai seorang wanita kau renggut! Orangtuaku mengusirku! Akupun hampir putus asa karena menanggung ini semua sendirian. Dan kau kemana? Jawab aku! Kau kemana?” Isakku. Aku tak tahan lagi, pria di hadapanku ini sudah merenggut semuanya dariku.

Ia mendekapku, sehingga payung yang kubawa terlepas entah kemana, ”Maafkan aku, Hyun. Saat itu aku bodoh sudah membiarkanmu menanggung ini semua. Aku tahu aku yang salah.. Maafkan aku, Hyun,” Katanya sambil mendekapku erat. Aku hanya terisak di dalam dekapannya, merasakan air hujan yang dingin menusuk kulit-kulitku.

Aku ingat kejadian 2 tahun lalu, saat aku masih berumur 19 tahun.

-flashback-

”Chagiya~ kau sedang apa? Aku sedang tak ingin pulang malam ini,” Kata Junsu sambil memelukku dari belakang saat aku membersihkan kosmetikku.

Setelah bersih, aku berbalik menatapnya, ”Bertengkar lagi dengan orangtuamu? Ada apa lagi memangnya?” Tanyaku. Aku segera beranjak dan duduk di tepian ranjangku, Junsu mengikutiku duduk di sebelahku, ”Mereka menyuruhku memutuskanmu, aku kan tak mau putus denganmu,” Katanya. Aku menatapnya, memang orangtuanya tak menyukaiku. Kata mereka aku hanya berpacaran dengan Junsu karena hartanya. Tapi buktinya? Ayahku juga sama seperti ayah Junsu. Aku tak tahu alasan sebenarnya.

”Kau kan anak penurut, putuskanlah aku..” Godaku. Ia menatapku tajam, ”Memangnya kau mau kuputuskan? Jangan bicara seperti itu lagi. Aku sudah membelamu di depan orangtuaku, kau malah seperti ini, bisa apa aku? Huh,” Katanya. Aku terkekeh sambil membaringkan tubuhku di ranjang, menutup sebagian tubuhku dengan selimut. Junsu menyusul berbaring di sebelahku.

Aku menatapnya tajam, ”Mengapa sedari tadi mengikutiku terus? Menyukaiku ya?” Godaku lagi. ia tersenyum, ”Iya, rupanya aku menyukaimu,” Akupun segera menoyor pelan kepalanya, ”Babo. Sudah cepat tidur,” Akupun membalikan tubuhku sehingga yang aku lihat sekarang hanyalah tembok berkertas dinding daun-daun berwarna-warni.

”Hyun,” Panggilnya. ”Hmm?” Jawabku. ”Jika benar aku bisa menikahimu, aku ingin punya satu anak saja. Yang bermata sipit sepertiku, berbibir merah sepertimu, dan juga lucu sepertimu. Kau mau kan?” Katanya, aku segera membalikkan tubuhku sehingga saat ini kami berhadap-hadapan.

”Teruslah bermimpi! Kau tahu kan jika orangtuamu tak menyukaiku? Kita tak mungkin menikah,” Tegasku. ”Tapi kita sering tidur seranjang seperti ini,” Katanya polos. ”Iya, tapi kita tak melakukan apa-apa, sudahlah, kita tak mungkin menikah.” Kataku. ”Ah, aku punya ide,” Katanya. ”Ide apa?” Tanyaku. ”Ide supaya kau bisa kunikahi,” Jawabnya sambil mendekatkan tubuhnya ke arahku.

”Hey, kau jangan macam-macam Kim Junsu!” Bentakku, ”Tapi hanya dengan cara ini kau bisa menjadi milikku. Ayolah, setelah ini aku berjanji akan menikahimu.” Katanya, aku menelan ludahku. Apa yang harus kuperbuat?

Beberapa menit kemudian tanpa kesadaranku kami sudah melakukannya.

-2 minggu kemudian-

”Juns, akhirnya aku hamil!!” Pekikku sambil berhambur kepelukannya. ”Benarkah? Wahhh aku senang sekali,” Kata Junsu sambil menggendongku dan beberapa kali menciumi pipiku, ”Eits, tunggu, kau benar-benar akan menikahiku bukan?” Kataku. Ia mengangguk, ”Pasti aku akan menikahimu, sayang.” Katanya.

Satu bulan setelah itu aku tak pernah bertemu dengan Junsu, Junsu bagaikan hilang ditelan bumi. Aku khawatir ia mengingkari janjinya untuk menikahiku.

Beberapa bulan setelah itu ketakutanku pun terjadi. Junsu tak pernah datang untuk melamarku, kehamilanku yang menginjak 5 bulan membuat perutku semakin buncit. Dan akhirnya orangtuaku tahu. Mereka mengusirku, menghapusku dari keluarga. Mereka hanya mengirimkan uang untuk hidupku. Semua orang menjauhiku setelah tahu bahwa aku mengandung di usia 19 tahun. Ini menjijikkan. Aku sangat putus asa.

Aku segera mencoba menggugurkan kandunganku, dan hasilnya aku harus bertarung melawan maut di rumah sakit bersalin. Ternyata semua ini butuh pengorbanan. Kandunganku sudah benar-benar gugur, tapi nyawaku entah akan kemana. Aku sempat akan mati hari itu, jika saja aku tak mengingat Junsu. Aku harus bertemu dengannya, meminta pertanggung jawabanya.

-flashback end-

Aku mendongak menatapnya, ”Maaf? Hanya maaf? Kemana saja kau 2 tahun ini? Kau tidak ada saat aku diusir orangtuaku, kau tidak ada saat aku bertarung melawan kematian saat mencoba menggugurkan kandunganku, kau tidak ada selama 2 tahun ini. Kau kemana saja? Jawab aku!!” Bentakku. Kemudian petir menyambar dengan sangat keras, aku segera menutup telingaku dan berteriak. Sungguh aku tak suka petir.

”Hyun, kau tak apa-apa?” Tanyanya sambil mencoba menatapku. ”Kau Pulang sana cepat!!” Bentakku lagi. Lalu kepalaku pusing, hujannya dingin sekali. Membuatku semakin pusing. Kemudian semuanya gelap.

---o0o---

Aku mengerjap, kulihat Junsu menatapku cemas. Aku mencoba bangun, namun Junsu menahanku, ”Kau tidurlah saja,” Katanya sambil membelai rambutku. Aku segera menyentak keras tangannya, ”Mengapa kau di sini? Cepatlah pulang!!” Usirku lagi. Ia hanya menatapku cemas, ”sebegitukah kau benci padaku, Hyun?” Tanyanya. ”Iya. Bagiku kau adalah satu-satunya makhluk di dunia ini yang aku benci, bagiku kau mengerikan, bagiku kau sungguh.. Ahh terserah!!” Kataku sambil beranjak dari ranjang dan keluar.

”Hyun, sungguh maafkan aku! Tunggu, kemarin malam kau belum mendengarkanku dengan jelas,” Katanya, membuatku menghentikan langkahku. ”Apakah jika aku mendengarkanmu semua akan kembali sepertii dulu?” Tanyaku tanpa menatapnya, airmataku mengalir lagi. Junsu tak menjawabku. Aku segera berlalu untuk mengganti bajuku dan bergegas mandi.

---o0o---

Setelah mandi air hangat tubuhku sedikit lebih fresh, kuharap Junsu sudah pulang sekarang. Aku menuju ke dapur untuk membuat sarapan untukku, saat melewati kamarku, kulihat Junsu tergeletak di lantai, ”Junsu~!!”

-my sister creat-

0 komentar: